Superplankton on Blog!: Harus Siap-siap Kehilangan Seorang Sahabat (Lagi)
Salam Admin!
Ikuti Blog Ini !
Daripada cuman jadi pengagum rahasia. Update-an Blog akan dikirim Langsung ke Dashboardmu!
Lihat Profil Lengkap Ku
Tanyakan Apa Saja!
C-BOX (Baca: Ceboks)
Admin


Kamu pengunjung ke:
Harus Siap-siap Kehilangan Seorang Sahabat (Lagi)
Setelah kepergian Setia Negara dan Muhammad Fithrah sejak beberapa bulan yang lalu, kali ini giliran Kelik Ismi. Si "Pria Jawa" ini berniat meninggalkan Sulawesi menuju tanah tempat Fithrah dan Ega sekarang. Pulau lautan manusia: Pulau Jawa. Rencananya ia akan berangkat bulan Februari mendatang. Sungguh, meskipun waktu kelas satu dia adalah orang yang paling tidak kami sukai (karena paling latihan dan suka melarang kami kalau mau bolos latihan), kali ini berbeda, Kawan. Ia adalah satu dari kami, ia adalah kami. Sosok termuda tapi paling dewasa di antara kami berenam yang hampir semuanya kekanak-kanakan.
Hari keberangkatan tinggal 46 hari, lalu 45 hari, lalu 44 hari, lalu seminggu, lalu sehari, lalu ia pergi.
"Siapa nama mu??"
"Kelik Ismi"
"Kelik?? Kupanggil Ismi saja' nahh!!!"
Lalu malamnya aku datang ke rumahnya. Tanpa alasan

2006, Evakuasi Luar Kampus.
"Mau kemana, Dek??"
Tanya Kak Sukma kepada kami, yang mungkin heran melihat kami, lima orang anggota baru, yang baru beberapa bulan sejak mendaftar di PMR, baru kurang lebih tiga bulan saling mengenal, sekarang berkumpul di rumah Deddy, tetangganya
"Mau ke rumahnya Kelik, Kak! Latihan buat Evakuasi Luar Kampus Besok!!!"
Jawab kami Semangat...

Malam, dua buah sapu lidi tergeletak di lantai. Bukan tanpa alasan. Kami ibaratkan sapulidi tersebut sebagai tandu. Lalu kami mengambil posisi di samping dan di depannya. Aku sudah lupa siapa yang berdiri paling depan, mungkin Kelik, Deddy, Fithrah, Rahman, atau mungkin aku. Latihan pun dimulai...
"Perhatian!!!"
"SIAPPPP!!!
"Angkat tandu berlutut, GRAKK!!!"
"Bediri, GRAKK!!"
"Tandu di pundak, GRAKK!!"
"Jinjing tandu, GRAKKK!!"

Sampai seluruh formasi kami laksanakan. Rumah Kelik menjadi sangat ribut. Kakak perempuan Kelik hanya tersenyum melihat tingkah kami.
Lanjut latihan pertolongan pertama, Bantuan Hidup Dasar (BHD), lalu BHD, lalu BHD (karena gak ada perlengkapan buat latihan kasus perdarahan dan medis). Bergantian kami menjadi penolong dan pasien. Seperti biasa, Rahman menjadi pasien ku.
Setelah cukup latihan BHD, kami melanjutkan latihan penanganan kasus perdarahan dan syok, dengan teori.

Malam, kira-kira pukul sebelas malam barulah kami pulang ke rumah masing-masing. Bersiap untuk hari esok.

Itulah pertama kalinya kami berkunjung ke rumah Kelik. Lalu pada hari-hari berikutnya, rumahnya menjadi markas kami.

Kelik Ismi Harjanto, Pria yang gaya berpakaiannya tak pernah berubah sejak dulu, Pria yang sering membuat kami jengkel dengan tingkah dewasanya, sekarang aku harus siap-siap untuk kehilangan dia.
Dia adalah Ismi, seorang berseragam putih abu-abu, sepatu agak besar, tas hitam, dan topi sekolah menempel di kepalanya
Satu lagi postingan keren oleh Andis Mahmud @ 02.05   0 Komentar
Buka/Tutup Komentar
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Daftar Isi
Teman Blogging
Kosmik Blogger
Arsip
Sponsor