Ngebaca lembaran demi lembaran 5cm bikin gua ingat sama SMA gua. SMA Negeri 5 Makassar dengan segala ketololan, keajaiban, ketidakbiasaan, dan keanehan-keanehan lainnya. Gua ingat di hari pertama MOS di gugus 10. Gua ketemu Egha (yang lebih sering kupanggil Tya), yang nantinya bakal jadi orang yang sangat gua kagumi. Gua juga ketemu Ince dan belum cukup tiga hari berkenalan, langsung menceritakan kekagumannya (bahasa anak mudanya sih jatuh cinta) sama seorang cowok.
Gua ingat sama semua keajaiban di kelas X.1 yang akhirnya dinamai TENNOZT. Memprakarsai terbentuknya sebuah KORPORASI besar bernama IJO MUDA (Ikatan Jomblo Mulus dan Ayu) bersama Fithrah dan Rahman (yang kemudian tergabung dalam Entenk - N.10.K (baca: Entenk bukan NIOK seperti yang dibilang Frau Irma)), Entenk yang nantinya akan mengalami sebuah perang besar dengan JOKER bentukan Gilang, Arhie Bunrank, Salman, dkk. Sementara Egha sendiri sedang sibuk dengan gengnya yang bernama "MANIS".
Banyak hal yang kemudian terjadi di kelas berhiaskan westafel rusak ini. Nama Rahman yang berganti jadi Omen. Ritual tiap pulang sekolah, masukin si Salman di tempat sampah hingga suatu hari dia frustrasi, memuncak, tidak terkendali dan akhirnya sadar harus melakukan sesuatu agar ritual ini tidak berlanjut. Dia akhirnya memutuskan diri untuk: Masuk ke tempat sampah sendiri tanpa digotong. Di kelas ini juga, Gua, Fithrah, Kelik, Omen, Egha, sama anak-anak anggota baru PMR Wismu 05 dengan semangat bikin lomba "Bikin Pangkal" dengan tali pandan dan palang hari Jum'at di jamnya Pak Lazarus. Saking serunya, Salman yang anak Pramuka juga ikutan. Gua ingat betapa seringnya memperdebatkan mana yang lebih keren: Entenk atau Joker dengan Arhie, betapa seringnya memperdebatkan mana yang lebih bagus: PMR atau Pramuka dengan Salman dan Salman selalu kalah jumlah. Bolos lesnya Bu Alfridah bareng Entenk, milih duduk di beskem dan cerita bareng Kak Ayu dan Kak Sukma. Ikutan Egha, Gilang, dkk latihan nasyid sebagai alasan biar gak usah ikutan latian persiapan Evakuasi Luar Kampus dan akhirnya dihukum push-up 600 kali. Merencanakan untuk keluar dari PMR dan masuk Paskibra 05 bersama Entenk yang tidak pernah dilaksanakan, sampai akhirnya harus berpisah kelas dengan Entenk karena saya memilih masuk IPS sedangkan mereka berdua milih masuk IPA.
Biarpun udah gak sekelas lagi, tapi tiap hari kita ketemu di sebuah ruang kecil yang dinamai Beskem yang namanya emang beskem sambil nungguin nasi kuning gratisannya Kak Dadi. Nongkrong sampai jadi penghuni terakhir di sekolah, gak jelas. Di kelas, ketemu Ippank yang nanti namanya berubah jadi Aspin, nama pemberian gua yang akhirnya dijadiin nama sehari-harinya, di Faceboook dia juga pake nama itu. Bikin Film sama Kak Rini dan Kak Ronal berjudul GIFT dan dapat peran sebagai Adi, peran yang sangat tidak keren tapi lebih baik dari Utun yang kebagian jadi Joko. Di sinilah gua ketemu makhluk ajaib nan menawan, Nurhadi Wibowo alias Bowo dan parahnya, gua ama dia duduk berdekatan. Bodoh yang alami dan tidak dibuat-buat. Terbukti sari pertanyaannya "Siapa wanita gendut itu?!" sambil menunjuk Bu *sensor* yang melangkah ke meja guru. Gila'!
Orang yang paling berwibawa di kelas gua adalah Oshenk. Tegap dan sering dijuluki bapak karena cara ngomong dan sifat kebapakannya. Tapi wibawanya sebagai bapak justru hilang entah kemana waktu pakai baju baru ELXZONE yang kekecilan dan lengsung mempraktekkan gerakan senam dengan gerak bibir yang menggoda sambil menghitung "satu', dua', tiga'." Mulai saat itu kami berhenti memanggilnya Bapak.
Bu Suhroh: Dimarahi sekelas karena telat masuk masjid. Sibuk ikutan seminar yang dipimpin Atma: Tentang BoKeP. Parah!
Waktu kelas dua gua sempat kehilangan "sesuatu". Gua kehilangan kepercayaan sama semua orang, gua nggak tau mana yang harus gua percaya, gua kehilangan semangat dan menerima banyak sekali komentar jelek dari orang-orang di sekitar gua.
Beskem yang selalu ramai
Kelas tiga lebih ajaib lagi, apalagi di kelas yang kemudian namanya Kedubes dengan gua sebagai ketua kelasnya. Kelas ajaib dengan makhluk ajaib, ditambah lagi dengan hadirnya Abid dan menghadirkan istilah Ngabid: Berbodoh ria di gudangnya Abid, ruang kecil saksi hidup segala kebodohan. Tempat bersejarah yang digunakan mengkonsep tari Dolo-dolo untuk ujian praktek seni nantinya. Nonton bareng Ketika Cinta Bertasbih yang beneran lucu karena yang kita omongin adalah Kera Sakti dan Siluman Parkit. Ngeh?!.
Kalau ada yang berani bilang "Cowok emang Gila", pasti bakalan ditangkis abis-abisan sama cewek-cewek di kelas gua. Gobloknya minta ampun tanpa terkecuali. Banyak yang terobsesi sama video Lip-sync dan akhirnya membuat video sendiri. Iyah, cewek-cewek itu adalah Rani, Wahyu, Wulan, Nisa, Puput, Arin, sama yang lain yang gak kalah ngehe' nya. Gua juga sempat bikin iklan Anggur Kolesom sama mereka yang akhirnya jadi sinetron berjudul Ratapan Anak Tiri.
Hingga pada akhirnya, gua sama Egha, Kelik, Omen, sama Fithrah menjadi anggota BPA PMR 05. Lima orang penghuni kelas X.1 dua tahun yang lalu.
Dan: Yang satu ini sedikit tidak wajar. Hari-hari terakhir di Smunel, gua, Abid, Utun, dan Bowo memasuki semua kelas 3 waktu sore. Kosong dan sunyi. Masuk ke kelasnya Omen yang secara tidak sengaja, menyentuh meja yang agak lengket dan berbau sp*rma.
Gua gak pernah nyesal pernah sekolah di SMA itu. Dan hari ini nggak ada lagi upacara pengibaran bendera, gak ada lagi berangkat jam 06.30 bareng Jupiter Z merah marun ku. Nggak ada lagi nyontek LKS. Dan tulisan ini gak bakalan cukup untuk menceritakan semuanya. Kita nggak bakalan pernah bisa kembali ke masa itu. Nggak bakal ketawa serenyah itu. Malu sekental gua ama Tharie yang di masa-masa akhir sekolah dihukum berdiri di depan kelas. Nggak lagi-lagi. Waktu kita semua masih sangat abu-abu. Nggak ke hitam dan nggak ke putih.