Superplankton on Blog!: Dari Rumah Asai!
Salam Admin!
Ikuti Blog Ini !
Daripada cuman jadi pengagum rahasia. Update-an Blog akan dikirim Langsung ke Dashboardmu!
Lihat Profil Lengkap Ku
Tanyakan Apa Saja!
C-BOX (Baca: Ceboks)
Admin


Kamu pengunjung ke:
Dari Rumah Asai!
Selamat pagi, Dunia! Lama kiranya tak bersua di blog dan note ini. Wah, kamu juga kelihatan tambah besar yah?! Sudah kelas berapa sekarang?! Kemarin rengking berapa?! Adik sudah masuk SMP?!

Okeh, ini adalah postingan pertama saya di bulan Desember. Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan seorang kawan bernama lengkap Ferdy Asai Aryasah. Cek it out!!

Malam masih gelap seperti biasa dan bintang masih terang seperti malam sebelumnya. Langit malam dan bintang terang yang memamerkan keindahannya setelah berhari-hari bersembunyi di balik awan hitam. Tapi yang di atas sana bukan malam dan bukan bintang yang sepenuhnya sama. Karena ini adalah malam dan bintang di bulan Desember. Desember sekali lagi yang telah membuatku jatuh hati.

Semalam saya berencana menghabiskan waktu di rumah Asai, mumpung sedang tidak ada kerjaan. Rencananya mau numpang nonton film dan tentu saja sambil numpang makan (Kalau ada. Dan ternyata ada, sebuah mangga matang (dan kecut) dan sekotak besar susu ultra basi).

Sesampai di markas 421. Asai bertitah, “Tyar, ada susu di atas meja, coba minum kalau masih bagus! Baru kemarin ku buka”. Saya pun dengan sigap menghampiri meja makan. Tanpa jaim, tanpa gengsi, tapi masih bercelana, “Iyah, coba kuliat dulu.”

“Gimana?!” Tanya Asai. “Masih bagus?!”

Saya membuka penutupnya perlahan dari atas, nampaklah susu yang putih langsung di depan mata saya. Tanpa penghalang! Saya mendekatkan hidung juga dengan perlahan, semula saya ragu, dan akhirnya saya mulai berani menciuminya dengan tangan kanan saya masih memeganginya dari samping, menikmati setiap sensasi dari susu yang putih. Sensasinya sungguh sangat berbeda. Beda seperti fantasi saya selama ini. Arghh! Ngomong apa sih saya?! Sayang seribu sayang, susu ultra itu ternyata sudah basi. Padahal baru dibuka kemarin. Masih sangat muda. Mari kita menundukkan kepala dan mendoakan yang terbaik untuknya.

Singkat cerita, rutinitas seperti biasa berlangsung, saya numpang salto dan meroda di beranda. Okeh, yang ini saya bercanda. Yang benar, saya di ruang tamu memencet tombol kibor dan berkelahi dengan nyamuk yang bergiliran bergantian mencicipi darah saya yang terkenal gurih. Dan daging saya yang bisa bikin awet muda dan umur panjang (Kera sakti mode: ON). Tiba-tiba, terdengar suaranya dari dalam kamar.

“Tyar, sini koh dulu!” Asai memanggil

Dan naluri saya sebagai cowok panggilan pun menanggapi panggilannya seraya bertanya “Kenapa?!”

“Bla..Bla..Bla..”

“Hahaha~”

“Cewek itu begini, Tyar… Bla..bla..blaa”

Saya kurang focus dengan ceritanya. Karena jemari dan tangan saya sendiri sedang keasikan sendiri kirim-kiriman pesan singkat dengan seorang gadis di ujung sana. Siapa dia?! Ah, kau selalu saja mau tahu. Dia adik kelas saya di Smunel, yang saya kenali juga dari jejaring facebook.

1 Pesan diterima, pesan terkirim, 1 pesan diterima, pesan terkirim, begitu seterusnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi jemari masih sangat lincah bercanda dengan kibor Nokia 6030. Dan kembali 1 pesan diterima, dari nomer yang berbeda. Bukan dari nomer yang tadi. Ternyata dari nomernya si meghy yang isinya cuman “abang ?”. Mungkin naluri wanita yang merasakan hal aneh saat tunangannya mencoba untuk menyeleweng yang membuatnya mengirim mesej seperti itu dan saya tidak peduli, yang penting dia tidak tahu.

Dan Asai masih saja berceloteh tentang banyak hal yang tidak terstruktur. Di tengah-tengah cerita-ceritanya, airmukanya yang ceria dan bersemangat berubah perlahan. Dia diam dan bergeming. Tatapan matanya menerawang ke langit-langit tapi jelas pikirannya tidak di sana. Mungkin di langit baris dua atau di balik gunung, di atas awan, atau mungkin menerawang mencari ruang di dalam memori tentang seseorang. Ah, entahlah! Saya tidak ingin peduli.

“Tyar, kau harusnya kayak gini”. Dia mulai bersuara lagi. Dari bibirnya mengalir apalah namanya, tapi saya tahu itu bukan datang dari bibirnya, tapi dari hatinya. Dari satu sudut di dalam sana.

Seperti inilah kiranya (saya sempat mencatatnya, keren sih menurutku)

“Aku adalah pasir di tepi pantai yang tak kau hiraukan saat kau jalan menapakinya. Aku adalah kerikil di sebuah lorong sempit yang tak kau pedulikan saat kau menapakinya. Aku adalah daun kering di kaki gunung yang kau singkirkan saat kau mendakinya. Aku adalah serpihan kayu yang ikut terbakar saat kau kedinginan di tengah malam. Tahukah kau aku bukan sesuatu yang sesuatu yang begitu mendambakan dirimu. Aku juga bukan pengagum rahasiamu. Akupun tak bermaksud memilikimu sedikitpun. Bahkan untuk menyentuhmu pun tidak. Aku hanya sekedar peduli padamu.”

Saya ingin muntah tapi takut mengotori kamarnya dan takut mengenai kecoa’ yang sedari tadi berputar-putar di hadapanku. Tak menyangka, temanku yang tumbuh kembangnya yang makin berkembang secara fisik (baca: tambah gemuk) ini bisa juga romantis ternyata. Saya yakin, walaupun wajahnya tak serupawan artis beken seperti Tukul dan Kiwil, dengan pesona, dia pasti bisa mendapatkan hati sang gadis manapun yang ia mau (Insyaallah). (Tambahan: Asai lagi jomblo, yang mau kontak silahkan hubungi customer service kami)

Sekian dulu postingan dari saya, Saudara, kalau ada kurangnya tolong ditambahi, dan kalau ada lebihnya tolong dikembalikan. Oh iyah, kami punya blog baru, segera kunjungi:

Menulisgoblog.blogspot.com

Asai, jangan marah lu! Bagus-bagus ada yang mau nulis soal kamu!

NB: Doakan nilai saya semester ini bagus yah?! Target saya, Sembilan mata kuliah saya nilainya A semua :). Amin! See you in the next postingan!
Satu lagi postingan keren oleh Andis Mahmud @ 06.26   1 Komentar
Buka/Tutup Komentar
1 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Daftar Isi
Teman Blogging
Kosmik Blogger
Arsip
Sponsor