Superplankton on Blog!: Saya Bercerita Tentang Kamu!
Salam Admin!
Ikuti Blog Ini !
Daripada cuman jadi pengagum rahasia. Update-an Blog akan dikirim Langsung ke Dashboardmu!
Lihat Profil Lengkap Ku
Tanyakan Apa Saja!
C-BOX (Baca: Ceboks)
Admin


Kamu pengunjung ke:
Saya Bercerita Tentang Kamu!
First of all, happy mom’s day, All. Ibu mungkin adalah sosok yang tidak akan habis cerita untuknya. Akan selalu ada kisah dan kita semua punya. Lewat postingan ini saya ingin bercerita tentang ibu. Sekaligus tulisan saya yang pertama tentang ibu.
Ini adalah cerita tentang kamu, Ibu. Tentang semua yang masih kuingat sejak saya sudah bisa mengingat.
Saya masih ingat ketika kita masih tinggal di sebuah desa bernama Desa Lise, di dalam sebuah rumah kayu di kamar tengah. Di depan lemari yang masih ada di rumah kita sampai sekarang. Umur saya waktu itu entah, saya melihatmu bersama kakakmu dari dalam ayunan yang kau buatkan dari kain sarung bermotif batik. Waktu itu kamu memarahi saya yang terus menangis, entah juga karena apa. Saya tidak keberatan jika kamu waktu itu itu tidak bisa mendiamkan saya sampai meminta tolong kakakmu. Saya maklum waktu itu kamu marah karena saya terus saja menangis. Saya maklum. Itu adalah tahun pertama atau mungkin kedua mu sebagai ibu.
Saya ingat, masih di kamar tengah itu. Malam, kita bercerita. Kamu bercerita tentang Abu Nawas yang memberi makan ayam peliharaannya dengan emas. Saya ingat, saya di dekapanmu, saya menceritakan mimpi saya. Dan kamu mengiyakan saja apa yang saya katakan. Karena kamu tidak ingin saya kecewa. Saya ingat saat itu.
Saya ingat ketika saya berusia tiga tahun. Waktu kamu hendak ke rumah kakakmu. Saya menyusul dengan berjalan terburu-buru menuruni tangga kayu di rumah panggung kita. Dan karena asik menghitung mundur jumlah anak tangganya, di tiga anak tangga kayu terakhir, saya hilang keseimbangan hingga jatuh dan membuat dahi kiri saya berdarah parah. Lalu yang saya ingat kita sudah ada di puskesmas. Kamu menunggui saya yang sedang diobati. Bayangan saat it masih terekam dan tidak hilang seperti bekas luka yang masih ada di dahi sebelah kiri saya hingga saat ini.
Saya juga ingat ketika rambut saya mulai panjang, tkia duduk di anak tangga itu. Kamu memegang gunting dan mencukur sendiri rambut saya, juga ketika di bulan puasa, kamu mengajakku ke masjid. Saat kamu tengah menunaikan shalat Tarawih, saya justru sedang bermain-main dengan koin Rp. 100,- yang kamu berikan.
Atau ketika saya merengek minta dibelikan balon gas. Di kamar belakang rumah kita saat kamu sedang berdandan, hingga akhirnya kamu membelikan balon gas seharga seratus rupiah. Sebuah Balon gas berwarna merah.
Tentang sekolahmu, tentang pengabdianmu sebagai guru. Saya ingat ketika pagi-pagi kamu mengendarai sepeda motor Suzuki berwarna putih ke SD Negeri 4 Lise, dan saya dibonceng sambil memelukmu dari belakang dengan tangan-tangan kecil saya. Kita menelusuri jalan sepanjang sungai tempat saya sering berenang bersama teman-teman dan kamu sering memarahi saya jika tahu saya berenang di sana.
Juga ketika kamu, bersama murid-murid kelas empatmu mengikuti pementasan tari tradisional. Kamu menjaga mereka seakan kamu adalah ibu kandung mereka. Semua yang kamu lakukan sebagai guru membuat saya belajar menghargai semua guru saya. Menjadi sepertimu tidak mudah.
Saya ingat, kita sahur bersama dengan ayah dan Evi. Kamu masih ingat Evi?! Teman kecil saya yang tinggal di depan rumah kita dulu. Terlalu banyak cerita tentang mu, Bu. Saya ingin menceritakan semuanya! Ingat ketika saya menyusulmu ke sekolah yang jauhnya berkilo-kilo meter dengan sepeda ungu kecil saya yang masih lengkap dengan roda bantunya?!
Saya ingat kamu dengan sabar mengoleskan sesuatu di kepala saya saat saya sedang mengeluh sakit kepala empat belas tahun yang lalu, di ruang tengah rumah panggung kita.
Semuanya tidak berubah saat saya bukan lagi anak tunggal. Cinta mu tidak terbagi tapi berlipat. Terbukti ketika kamu membagi makanan yang kamu bawakan untuk kami berdua, kamu bagi persis sama rata. Tapi saya tahu, cintamu yang paling besar masih untuk saya.
Saya ingat ketika saya meninggalkanmu dan pergi duluan ke sekolah di hari pertama saya sekolah dan salah masuk ruangan kelas, bahkan salah sekolah. Semuanya karena kamu terlalu bersemangat bercerita tentang sekolah. Dan membangga-banggakan celana merah hati yang kamu belikan untukku. Celana merah hati dan kebanggaan bersekolah yang membuat saya sama sekali tidak pernah membolos sewaktu sekolah. Semua ceritamu.
Atau ketika kita ke pasar sentral Amparita, selalu kamu sisihkan uang untuk membelikan poster Ksatria Baja Hitam untuk kutempel di dinding depan meja belajarku.
Masih banyak kisah tentangmu. Masih sangat banyak. Ingat waktu kamu dibuat menangis oleh ayah dua belas tahun lalu?! Saya ada di sana dan tidak mengerti apa-apa. Tapi saya ingat semuanya. Seperti saya masih ingat ketika saya membantumu memanen cabe merah di kebun kita. Kamu masih ingat?!
Entahlah, yang saya tahu sejak umur mu dua puluhan hingga empat puluh cintamu masih sama. Bahkan semakin besar. Ingat Beberapa bulan yang lalu waktu saya sakit?! Kamu ada di sebelah saya. Mengoleskan sesuatu di kepala saya hingga saya merasa jauh lebih baik. Persis seperti empat belas tahun yang lalu, waktu itu saya menangis, Bu. Saya sadar saya menangis. Sudahlah, cerita tentangmu kusudahi sampai di sini. Meskipun masih terlalu banyak. Tapi intinya cuman satu. Kalaupun sekarang saya yang mengantarmu ke sekolah dengan Suzuki hitamku. Kalaupun sekarang anakmu ada empat orang. Saya masih yakin potongan terbesar masih untuk saya. Masih sama seperti saat kamu memakaikan saya celana, seperti sepeda biru hadiah darimu waktu saya jadi peringkat satu di kelas satu hingga tiga dulu. Masih sama, Bu. Saya tidak tahu sebesar apa cintamu pada saya hingga saya masih mengingat cerita ini. Dan cerita lain yang tidak kutuliskan di sini.
Terimakasih untuk semua yang kamu lakukan sejak 19 tahun yang lalu di rumah sakit Fatimah Pare-Pare. Hingga hari ini! Untuk semua lagu yang kamu nyanyikan setiap malam sebelum saya tidur belasan tahun yang lalu. Terima kasih.

In this post: Jurhana S.Pd
Untuk semua ibu dan cerita kalian tentang mereka.
Satu lagi postingan keren oleh Andis Mahmud @ 06.27   0 Komentar
Buka/Tutup Komentar
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Daftar Isi
Teman Blogging
Kosmik Blogger
Arsip
Sponsor