Andis Ichsan Mahmud. Tyar tampan sedang bersiap-siap menghadapi FORUM INISIASI GERAKAN UNIK DAN RADIKAL-nya KOSMIK UNHAS. What's in my mind?!
Heemmhhh..
Kayaknya di dalam nanti bakalan banyak sekali wacana tentang MEDIA. Media Indonesia yang menurutku sudah sangat dikuasai sama modal. Iya, Modal.
Apa sih yang tidak bisa dibeli dengan uang?!
30 Oktober - 1 November 2009. Rumah adat Pinrang Somba Opu. Saya sih mengikutinya cukup setengah-setengah juga. Pernah dengar kata "kurang antusias?!". Itu yang saya rasakan sekarang. But whatever, kalau di dalamnya memang saya dapati sesuatu yang berguna kenapa tidak!
Ada banyak jenis pengkaderan di dunia kampus yang mengatasnamakan mahasiswa sebagai AGEN. Mahasiswa harus inilah, itulah. Dan sebagainya. Semoga saya tidak pulang dengan hanya membawa sebuah kehampaan. I Really Want To Learn! Saya ingin belajar dan mengisi otak saya.
Bertemu dengan saudara-saudaraku, DEAR ICONIC dan segera membantu di kepanitiaan Bina Akrab.
Dear Iconic, You have NO IDEA how much I Miss You, Guys!
Ada banyak hal yang bisa diabadikan dengan kamera. Kesenangan, kesedihan. Sebuah foto adalah sebuah lukisan cahaya. Saya hendak membahas sedikit saja tentang foto, dengan objek: Perempuan. Pernah suatu ketika saya dan seorang kawan membahas peranan seorang perempuan dalam sebuah "gambar cahaya".
Foto memang menjadi sebuah representasi dari objeknya. Kita bisa membentuk image yang kita inginkan. Contoh, saya bisa menggambarkan Tyar sebagai orang yang cool dengan memasang foto yang agak kalem. Begitupun kita semua. KIta bisa menggambarkan bahkan menipu "penikmat" foto kita tergantung kemauan kita. Sepakat?! Berfoto adalah hak, dan tentu saja sebuah "kenikmatan" bagi "penikmatnya". Berfoto adalah "ekspresi", Kawan!
Namun satu hal yang perlu diingat, hak asasi manusia itu berbatas. Bisa saja foto kita yang kita anggap biasa saja ternyata sangat mengganggu bagi orang lain. Mari mempersempit topik: Foto cewek, ehm. Perempuan yang agak "minim" pakaian tentu saja sangat mengganggu penglihatan kaum lelaki. Sebagai lelaki, kadang bahkan sering saya merasakan seperti itu. Bisa saja memang, kita tidak bermaksud membuat foto kita sebagai objek yang *slurrpp* (tidak lulus sensor). Tapi kembali lagi: Citra foto juga ditentukan oleh pikiran dan interpretasi yang melihat fotonya.
Foto Sebagai sebuah Ekspresi
Berkembang pesatnya jejaring sosial serupa Facebook dan fitur album fotonya menjadi hal yang menarik bagi kita. "Sebuah tempat untuk berekspresi". Banyak orang, Teman, yang mengunggah foto "minim" pakaian entah untuk tujuan apa: Mungkin ketenaran dan menarik banyak orang untuk berkenalan dengannya. Parah juga melihat perempuan berjilbab di dunia nyata yang melepas jilbab dan *pakaian*nya yang lain demi ini. Mencari jodoh, Teman?! Jodoh yang seperti apa?! Mencari teman?! Teman yang seperti apa?! Tidak lain cuma lelaki hidung belang mata kerangjang bibir dower telinga bisulan. Motifnya gak bakal jauh-jauh dari *ranjang* (ups).. Memang, dalam dunia fotografi dikenali *nude fotografi* dengan perempuan telanjang sebagai objeknya. Tapi Saya tidak hendak berbicara soal seni. Ini hanya tentang pendapat.
Parahnya, kebanyakan pelaku fotonya adalah anak putih biru dan putih abu-abuan. Kalo putih merah sih saya belum dapat. Wajar jika angka *keperawanan* di negeri ini semakin merosot seiring nilai rupiah. "Kalau menurut survei BKKBN Sulsel mengatakan 65 persen remaja di Sulsel sudah melakukan. Selain itu, kami telah melakukan survei sendiri terhadap 100 orang sampel remaja di Makassar dengan menggunakan metode acak. Hasilnya mereka mengatakan sudah tidak virgin lagi dengan beberapa alasan," ujar Direktur Metpo Management Akbar Amir MPd kepada Tribun
Aneh memang. Hanya tidak sepadan dengan niatan awal yang sekedar ingin berbagi foto dengan teman-teman dunia maya malah berubah seiring dengan interpretasi dari "sang penikmat foto". Jejaring sosial sudah seperti "Galeri Cewek Cantik Seksi Tinggal Pilih".
Terakhir untuk kekhawatiran dengan Kamera dan Indonesia:
Ingat! Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada objek fantasinya!
Ngebaca lembaran demi lembaran 5cm bikin gua ingat sama SMA gua. SMA Negeri 5 Makassar dengan segala ketololan, keajaiban, ketidakbiasaan, dan keanehan-keanehan lainnya. Gua ingat di hari pertama MOS di gugus 10. Gua ketemu Egha (yang lebih sering kupanggil Tya), yang nantinya bakal jadi orang yang sangat gua kagumi. Gua juga ketemu Ince dan belum cukup tiga hari berkenalan, langsung menceritakan kekagumannya (bahasa anak mudanya sih jatuh cinta) sama seorang cowok.
Gua ingat sama semua keajaiban di kelas X.1 yang akhirnya dinamai TENNOZT. Memprakarsai terbentuknya sebuah KORPORASI besar bernama IJO MUDA (Ikatan Jomblo Mulus dan Ayu) bersama Fithrah dan Rahman (yang kemudian tergabung dalam Entenk - N.10.K (baca: Entenk bukan NIOK seperti yang dibilang Frau Irma)), Entenk yang nantinya akan mengalami sebuah perang besar dengan JOKER bentukan Gilang, Arhie Bunrank, Salman, dkk. Sementara Egha sendiri sedang sibuk dengan gengnya yang bernama "MANIS".
Banyak hal yang kemudian terjadi di kelas berhiaskan westafel rusak ini. Nama Rahman yang berganti jadi Omen. Ritual tiap pulang sekolah, masukin si Salman di tempat sampah hingga suatu hari dia frustrasi, memuncak, tidak terkendali dan akhirnya sadar harus melakukan sesuatu agar ritual ini tidak berlanjut. Dia akhirnya memutuskan diri untuk: Masuk ke tempat sampah sendiri tanpa digotong. Di kelas ini juga, Gua, Fithrah, Kelik, Omen, Egha, sama anak-anak anggota baru PMR Wismu 05 dengan semangat bikin lomba "Bikin Pangkal" dengan tali pandan dan palang hari Jum'at di jamnya Pak Lazarus. Saking serunya, Salman yang anak Pramuka juga ikutan. Gua ingat betapa seringnya memperdebatkan mana yang lebih keren: Entenk atau Joker dengan Arhie, betapa seringnya memperdebatkan mana yang lebih bagus: PMR atau Pramuka dengan Salman dan Salman selalu kalah jumlah. Bolos lesnya Bu Alfridah bareng Entenk, milih duduk di beskem dan cerita bareng Kak Ayu dan Kak Sukma. Ikutan Egha, Gilang, dkk latihan nasyid sebagai alasan biar gak usah ikutan latian persiapan Evakuasi Luar Kampus dan akhirnya dihukum push-up 600 kali. Merencanakan untuk keluar dari PMR dan masuk Paskibra 05 bersama Entenk yang tidak pernah dilaksanakan, sampai akhirnya harus berpisah kelas dengan Entenk karena saya memilih masuk IPS sedangkan mereka berdua milih masuk IPA.
Biarpun udah gak sekelas lagi, tapi tiap hari kita ketemu di sebuah ruang kecil yang dinamai Beskem yang namanya emang beskem sambil nungguin nasi kuning gratisannya Kak Dadi. Nongkrong sampai jadi penghuni terakhir di sekolah, gak jelas. Di kelas, ketemu Ippank yang nanti namanya berubah jadi Aspin, nama pemberian gua yang akhirnya dijadiin nama sehari-harinya, di Faceboook dia juga pake nama itu. Bikin Film sama Kak Rini dan Kak Ronal berjudul GIFT dan dapat peran sebagai Adi, peran yang sangat tidak keren tapi lebih baik dari Utun yang kebagian jadi Joko. Di sinilah gua ketemu makhluk ajaib nan menawan, Nurhadi Wibowo alias Bowo dan parahnya, gua ama dia duduk berdekatan. Bodoh yang alami dan tidak dibuat-buat. Terbukti sari pertanyaannya "Siapa wanita gendut itu?!" sambil menunjuk Bu *sensor* yang melangkah ke meja guru. Gila'!
Orang yang paling berwibawa di kelas gua adalah Oshenk. Tegap dan sering dijuluki bapak karena cara ngomong dan sifat kebapakannya. Tapi wibawanya sebagai bapak justru hilang entah kemana waktu pakai baju baru ELXZONE yang kekecilan dan lengsung mempraktekkan gerakan senam dengan gerak bibir yang menggoda sambil menghitung "satu', dua', tiga'." Mulai saat itu kami berhenti memanggilnya Bapak.
Bu Suhroh: Dimarahi sekelas karena telat masuk masjid. Sibuk ikutan seminar yang dipimpin Atma: Tentang BoKeP. Parah!
Waktu kelas dua gua sempat kehilangan "sesuatu". Gua kehilangan kepercayaan sama semua orang, gua nggak tau mana yang harus gua percaya, gua kehilangan semangat dan menerima banyak sekali komentar jelek dari orang-orang di sekitar gua.
Beskem yang selalu ramai
Kelas tiga lebih ajaib lagi, apalagi di kelas yang kemudian namanya Kedubes dengan gua sebagai ketua kelasnya. Kelas ajaib dengan makhluk ajaib, ditambah lagi dengan hadirnya Abid dan menghadirkan istilah Ngabid: Berbodoh ria di gudangnya Abid, ruang kecil saksi hidup segala kebodohan. Tempat bersejarah yang digunakan mengkonsep tari Dolo-dolo untuk ujian praktek seni nantinya. Nonton bareng Ketika Cinta Bertasbih yang beneran lucu karena yang kita omongin adalah Kera Sakti dan Siluman Parkit. Ngeh?!.
Kalau ada yang berani bilang "Cowok emang Gila", pasti bakalan ditangkis abis-abisan sama cewek-cewek di kelas gua. Gobloknya minta ampun tanpa terkecuali. Banyak yang terobsesi sama video Lip-sync dan akhirnya membuat video sendiri. Iyah, cewek-cewek itu adalah Rani, Wahyu, Wulan, Nisa, Puput, Arin, sama yang lain yang gak kalah ngehe' nya. Gua juga sempat bikin iklan Anggur Kolesom sama mereka yang akhirnya jadi sinetron berjudul Ratapan Anak Tiri.
Hingga pada akhirnya, gua sama Egha, Kelik, Omen, sama Fithrah menjadi anggota BPA PMR 05. Lima orang penghuni kelas X.1 dua tahun yang lalu.
Dan: Yang satu ini sedikit tidak wajar. Hari-hari terakhir di Smunel, gua, Abid, Utun, dan Bowo memasuki semua kelas 3 waktu sore. Kosong dan sunyi. Masuk ke kelasnya Omen yang secara tidak sengaja, menyentuh meja yang agak lengket dan berbau sp*rma.
Gua gak pernah nyesal pernah sekolah di SMA itu. Dan hari ini nggak ada lagi upacara pengibaran bendera, gak ada lagi berangkat jam 06.30 bareng Jupiter Z merah marun ku. Nggak ada lagi nyontek LKS. Dan tulisan ini gak bakalan cukup untuk menceritakan semuanya. Kita nggak bakalan pernah bisa kembali ke masa itu. Nggak bakal ketawa serenyah itu. Malu sekental gua ama Tharie yang di masa-masa akhir sekolah dihukum berdiri di depan kelas. Nggak lagi-lagi. Waktu kita semua masih sangat abu-abu. Nggak ke hitam dan nggak ke putih.
Jum'at pagi. Kantong celana saya bergetar hebat. Entah apa yang terjadi. "Kawah tektonik bergeser" kataku dalam hati. Ternyata hanya sms yang masuk dari nomer biasa dengan topik yang tidak biasa.
Ini dia isinya:
Dia: "Mau ki' jadi pacar ku' srius ka'!"
Saya: "Heh?"
Dia: "Aduh, ini orang! Serius ka' ineh!"
Saya: "Eh, (nyebut nama dia). Ini bukan kau toh?! Ini siapa?!"
Dia: "Ah gak ucul deh loe"
Saya: "Tapi kok tiba-tiba kayak gini?!"
Skip-skip-skip
Dia: "Karena gua yakin lu cowok baik :)"
Jujur saya sangat tidak menyangka kalau ternyata apa yang telah saya dan dia lakukan bersama bakalan seperti ini akhirnya. Sudah terlalu jauh yah kedekatan kami berdua sampai jadinya kayak gini?!
Setelah memikirkan baik-baik sambil berjongkok di lantai Baruga Unhas, akhirnya saya pun membalas
Saya: "Tapi gua lebih suka lu duduk di samping gua, cerita sama gua, nyandar di pundak gua, sebagai sahababat gua."
Dia: "Hha ~
gua sayang lu. Tetap kayak gini yah! Jangan berubah!"
Saya: "Iyah, kalau gua brubah lu boleh mukul gua ampe berdarah, ampe lu puas"
Temanku, Muthia Nuur Ilmi pernah bilang kayak gini "Laki-laki itu harus punya lingkaran putih di matanya, sebuah ketulusan saat dia mencintai seorang putri hawa. Ketulusan dalam memberi, dalam menerima."
Dan sampai hari ini, ketulusan itu belum ada di kornea mataku.Lingkaran putih itu belum terlukis. Itulah salah satu yang membuat saya, hingga kini belum pernah berpacaran. Selain karena nggak laku tentu saja.
Banyak hal yang bisa jadi motivasi seseorang untuk menjalin hubungan pribadi, atau baca saja: pacaran. Kalau kata teman saya, Nisha"Pacaran bisa bikin kita termotivasi untuk menjadi lebih baik". Saya sepakat dengan hal ini untuk beberapa hal. Alasan orang memang sangat beragam, mulai dari yang memang (maaf kalau sedikit alay) sayang, sampai (maaf kalau tidak senonoh) SKOPOPIL (kita persempit makna Skopopil di sini menjadi: nafsu belaka). Okeh, saya tidak akan mengomentari alasan-alasan itu. Itu adalah pilihan dari orang-orang yang menjalaninya. Ada enaknya dan tentu saja ada ndak enaknya. Kalau saya sih sampai sembilan belas tahun ini masih nyaman dengan status jomblo. Banyak yang nanya kenapa saya nggak pacaran. Dengan gaya becanda yang khas saya cuman jawab "Saya nyari isteri. Bukan pacar.". Dan yang nanya akan langsung muntah.
Tapi bukan berarti saya tidak pernah jatuh cinta. Terakhir saya jatuh cinta itu saat saya kelas dua SMA. Kurang lebih dua tahun yang lalu. Setelah itu saya ndak jatuh cinta lagi. Tapi lebih menekankan pada kata "Peduli dan membahagiakan". Adek saya si Naimah juga pernah nanya "Cewek yang gimana kah yang dimaui?!". Sekali lagi dengan nyantai "Banyak hal yang saya tuntut. Makanya saya susah jatuh cinta". Gimana nggak?! Kalau saya suka sama cewek, dan cewek itu punya sesuatu yang saya sangat tidak suka (termasuk berpakaian terbuka, cerewet minta ampun, dan gemar menggombal kata cinta dan sayang biarpun cuman bercanda, dekat sama semua cowok, dan sebagainya. Dan yang paling saya nggak suka, cewek yang bercanda kalau saya lagi serius), biasanya rasa suka itu akan jadi rasa yang biasa saja.
Biasanya memang seperti itu. Jika saya tidak menyukai sesuatu, sesuatu itu akan saya rubah, dan jika tidak bisa berubah, saya yang akan pergi tapi bukan meninggalkan.
Okeh, sedikit menjauh. Baca kembali bagian ini:
Saya: "Tapi kok tiba-tiba kayak gini?!"
Skip-skip-skip
Dia: "Karena gua yakin lu cowok baik :)"
Habis itu saya buang angin merenung, "Lingkaran putih, ketulusan, karena lu cowok baik". Kata-kata itu mutar-mutar dalam kepala. Kenapa bukan ngomong "ganteng, tajir, dan sebagainya"? Padahal biasanya itulah yang paling bisa membuat putri-putri hawa menyukai seorang anak adam.
Iyah, mungkin kita nggak musti ganteng, nggak musti tajir untuk membuat sang gadis jatuh hati. Kagum mungkin iya, tapi sehabis itu?! Bisa jamin dia akan terus berada di sekitar kita?! Mungkin saja tidak, Teman.
Mungkin kita cuman harus berusaha jadi cowok baik dan kita akan dapatkan seseorang yang terbaik. Semoga. Dan Salam dari semesta paling jauh!
Belakangan ini gua lagi dekat (banget) sama seorang cewek, tapi hingga tulisan ini dipublikasikan, statusnya bukan pacar gua. Kalau kata seorang ahli, HeroAbidus "Kau akan tahu seiring berjalannya waktu" (Katanya sambil mengerlingkan mata eksotis sekali).
Pernah salah seorang teman gua, Silvie ngupil-date status di facebook yang kurang lebih isinya kayak gini:
"Kalau cewek lain dipuji, Kalau saya di-kritik"
Mungkin itu juga yang dia rasakan sama gua. Iyah, gua memang selalu meng-kritik dia, walaupun caranya gak pernah sarkas (baca: langsung secara kasar). Gua lebih milih cara yang persuasif. Mengajak, dan mengutarakan secara halus. Gua ingat gua pernah nge-mesej dia dengan isi yang tidak seperti tapi maknanya lebih seperti ini:
"Kalau kita ketemu, kamu harus pake lengan panjang sama celana panjang!" Jujur, gua gak suka liat dia pake pakaian yang agak terbuka. Terbuka yang gua maksud adalah termasuk mengenakan pakaian yang lengannya junkies. Untuk beberapa orang khususnya cewek, mengenakan baju jangkis mungkin wajar-wajar saja.
"Ngapain lu yang ngurusin?! Baju baju gua kok! Kok Lu yang sewot! Gua gak suka pake lengan panjang dan gua gak suka diatur". Mungkin kata-kata itu yang ada di kepalanya waktu gua bilang ini ke dia. Haha ~
Gua sama sekali gak ada niatan buat nyusahin dia, atau bahkan menyiksa dia dengan memaksanya melakukan hal yang mungkin jarang dia lakukan. Semuanya mungkin cuman buat satu alasan: Karena Gua Peduli. Ngapain coba gua capek-capek ngasih komentar soal kecil kayak gitu yang gak ada hubungannya sama gua?! Lu mau make apa aja kan terserah lu! Bukan urusan langsung gua. Atau mungkin dia pengen bilang kayak gini
"Kenapa cuman gua yang ditegur, kenapa yang lain dibiarin aja?!"
Gua cuman bisa jawab "Gua gak peduli mereka mau pakai apa aja, karena gua pedulinya sama lu.". Gua bukan ustad yang hobinya menceramahi, tapi kalau sesuatu itu ada hubungannya sama orang-orang yang gua pedulikan, itu sih lain soal.
Okeh, gua pengen ngasih analogi sederhana. Gua sebagai cowok emang suka ngeliat cewek-cewek yang (maaf) seksi. Lu tau "suka" yang gua maksud?! Jauh dari cinta, jauh dari kagum. Cuman otak "SKOPOPIL". Otak yang mikirnya ke arah jorok melulu. Gua gak pernah suka kalau dia berpakaian agak terbuka, junkies lah! Atau yang kerah bajunya longgar. Atau mungkin baju warna putih termasuk seragam sekolah yang sedikit transparan dan gak ada lapisan di dalamnya (maksud gua kaos dalam. Ngeres aja lu!).
Gua cuman mau bilang sama dia, gua nggak mau ada suatu saat nanti ada orang yang suka sama dia yang cuman nge-deketin dia dengan (lu tau kan yang gua maksud?) niat yang gak baek. Gua nggak mau bayangin hal-hal yang kayak gitu. Dan gua juga yakin kalau ada orang yang nge-deketin dia dengan maksud yang aneh-aneh, dia gak bakalan suka. Pernah dia bilang kayak gitu ke gua. Okeh, semua orang termasuk gua bisa terlihat baik dan biasa saja di luar. Gua mungkin bisa sangat sopan, tapi lu pernah tau apa yang ada di dalam kepala gua?! Gua gak mau sesuatu yang buruk terjadi sama dia. Iyah, yang terakhir gua mau bilang Maaf kalau gua banyak ikut campur. Semuanya bukan karena gua pengen nyusahin.
Waktu saya lagi ngetik Blog ini di warnet UBUNTERO, saat itu juga teman gua Fithrah mungkin lagi duduk sendirian di bangku pesawat buat balik ke Jakarta. Iyah, Fithrah kuliah di sana sekarang, di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang mungkin lebih tenar dengan sebutan UNHAS!, maksud saya STAN. Kalau saya belum cerita, salah satu personel Entenk juga LASKAR PEMIMPI ini sedang siap-siap menjalani semester tiganya di sana.
Kali ini saya ingin sedikit berbagi untuk teman-teman semua, sebelumnya mungkin teman-teman baca INI. Tulisan Fithrah setahun yang lalu. November 2008, akhirnya kami saling berjauhan. Yang paling jauh tentu saja Fithrah sama Egha. Beda pulau. Dan sayangnya lagi, setelah setahun, kami tak pernah berkumpul lengkap. Maklum, waktu kuliah kita ama Fith nggak sama. DIa liburnya pas kita lagi siap-siap buat MID TEST.
Sebenarnya saya punya mimpi, suatu saat nanti, mungkin di tahun 2015, kami berenam membangun sebuah perusahaan atau apalah namanya, di mana kami sebagai pemimpin. Bisa kau bayangkan sebuah perusahaan dipimpin enam orang?! Aku bisa.
Mungkin Kelik akan jadi direktur, Fithrah jadi bendahara, Egha jadi teknisi dan ahli komputer, Omen mengepalai bagian perlengkapan dan gudang, Deddy mengepalai bidang lain, dan saya sendiri yang bertanggungjawab sama promosi dan pemasaran. Cuma mimpi yang kuharap suatu hari jadi kenyataan.
Oh iya, satu hal lagi yang menyangkut KOWISMU 05. Saya akhirnya tergabung di TIM PELATIH KOWISMU. Berarti, selama kurang lebih dua tahun saya akan sangat sering ke tempat yang saya dan adik-adik sebut KANDANGBUNGA. Hhhe ~
Eh, tadi saya ke KOMPAS yang tentu saja didahului dengan Prosesi NYASAR. Mungkin saya dan NYASAR memang sudah berjodoh. Saya dan kawan-kawan bertemu dan sempat mengobrol santai dengan PRESIDEN DIREKTUR TRANS 7 tentang pertelevisian. Alhamdulillah, banyak sekali ilmu yang kami dapatkan.
Mungkin hari cukup saja buat postingan kali ini. Ada mesej dari ketua KORPS suruh ke rumahnya, mudah-mudahan ada makanan. Amin.
Okeh, hari ini kusebut hari kehilangan! Bukan kehilangan muka atau kehilangan kehormatan apalagi harga diri, lebih dalam dari itu, Mens! (Mens: Ejaan bahasa Inggris. Artinya banyak orang).
Okeh, kita mulai dari pagi hari Sabtu yang cerah ini. Gua bangun jam enam pagi (pagi banget kan?! Soalnya gua punya jam weker pribadi yang lebih tepat waktu dan efektif dibanding jam alarm di hape).
Abis bangun biasalah, ritual pagi: tidur lagi.
Pagi ini rencananya mau ke kampus. Habis mandi + dandan biar cantik, trus manas-manasin si Shogun 125 RR yang ciamik itu, gua langsung ingat pesan bapak-bapak polisi: Safety first. Utamakan kemaslahatan, ehm. Keselamatan. Gua pun langsung meraih helm J-King yang tergeletak di atas meja tempat gua biasa salto dengan kepala di bawah, biasa naruh helm. Tapi betapa tampannya kaget gua, ternyata helmnya beda! Tidak nampak seperti kembang! Maksudku helm yang sering gua pake! Nggak ada logo YAMAHA MERAH sama Stiker Arai-nya! Panik. HELM ku pasti tertukar, Mens! Udah gitu aromanya benar-benar beda. Bukan bau saya! Langsung ke Griya, rumahnya Kak Adi, dan ternyata helm ku memang di sana. Pagi-pagi udah ngegangguin orang yang enak-enakan tidur. Mungkin karena itu gua kena karma. Kita mulai! Ini dia Karma tapi bukan karma plurk ku:
Pin pohon EFEK RUMAH KACA ku RAIB! Kuperiksa seluruh bagian tasku, nggak ada di manapun! Astagfrullah! Hilang! Gua senyum dan berkata dalam hati "gua bisa sulap. Pin ERK kesayangan gua, yang dikasih ama Kacupiing Nomer 2 hilang. Bisa mati saya kalau dia tahu. Makanya jangan dikasih tahu! Ini rahasia!"
Ke kampus, menahan lapar dan beban menanggung wajah yang terlalu tampan kelelahan. Ada agenda hari ini. Di samping korps dari pagi sampai jam dua siang, ternyata kegiatan yang udah jalan separuhnya ditunda. Padahal sudah menunggu sampai kering (Kalau bodi yang kering emang sudah dari sananya sih!). Dan kantongku bergetar 0,7 SR. Mesej masuk ke inbox:
From: RC.LP Gagah
"Ke skul jam 2"
Pin Merah putih yang juga pemberian dari si Kacupiing Nomer Dua diculik sama Si Titah Ayu Taroniartha! Tapi katanya cuman mau minjam sehari. Semoga dikembalikan
Pulang ke rumah, nggak ada makanan, disuruh masak nasi goreng sendiri, tapi ibuku baik! Dibantu suwir-suwir ayam goreng buat teman nasi gorengnya.
Habis makan, berangkat ke sekulahan (baca: sekolah terbaik sepanjang masa: SMANLI). Walaupun terlambat satu setengah jam dari yang dijadwalkan. Ternyata si RC.LP Gagah belum datang, seperti biasa berjalan menuju tempat biasa. Duduk di bangku kuning panjang. Ada adik-adikku di dalam ruang kecil favorit gua dulu, lagi nge-gosip gak jelas dan gak satupun yang keluar ngajak ngomong atau sekedar nyapa, seperti biasa. Dan seperti biasa pula, menempuh perjalanan dari rumah ke bangku ini cuman dapat kesunyian dan nggak ada tegur sapa, gua langsung balik. Jengkel. RC.LP Gagah juga belum datang menambah kejengkelan. Udah, langsung balik setelah ngambil "5cm"-ku yang habis dipinjam sama si jam weker pribadi yang tadi gua ceritain. (Iyah, jam weker pribadi gua orang, cewek berusia 15 tahun hingga kini dan nanti.). Baru pas di jalan sekilo lagi dari rumah, baru ada yang nelpon.
Sampai di rumah, jejeng!!! Ternyata novel "5cm"-ku yang dibalikin rusak! Ada beberapa halaman yang lepas, dan udah hampir terbelah. Arggghh! Emang sih, sebelum dibalikin, yang minjem berpesan novelnya rusak, tapi gak gua sangka separah itu. Padahal itu adalah novel kesayangan gua, hadiah dari sahabat, si Mega Marinrawati Rochka sebagai hadiah ulang tahun gua yang ke-19. Padahal si Meghy (panggilan akrabnya si Mega) udah berpesan "Jaga Baik-Baik". Aduh. Tapi ya sudahlah. Masih bisa dibaca.
Tapi yang paling penting sampai saat ini gua masih tampan hidup wal afiat. Semoga kehilangan ku hari ini cukup sampai di sini dan gak perlu lagi ada yang hilang besok-besok!
(Mati lampu sesaat sebelum ini di-postkan dan harus nunggu hingga lampu nyala lagi). Fuih!
Okeh, Mens! Gua Bingung! Gua Bimbang! Gua Juga Tampan!
Sumpah! I Swear! Belakangan ini saya bingung sekali. Soal hubungan sama orangtua lah! Kuliah, senior, teman, seseorang, dan hampir semuanya!
Kayaknya sudah tidak ada cara lagi buat memperbaiki semuanya! Mau lari tapi mau lari ke mana. Ke kanal trus terjun?!
Gak ucul, Man!
Gak keren kalau besok lu ngebaca di headline koran nasional
"Cowok Tampan Ditemukan Mengambang di Kanal. Diduga Diperkosa Sebelum Ditenggelamkan"
Bisa berteriak kegirangan nangis semua fans teman-teman yang kenal sama saya! Lagian kalau saya mati, yang ngurus isteri sama anak planktonemon.blosgpot.com ini siapa?!
Trus siapa lagi yang mau ngisi puisi sama cerpen di galerisakithati.blogspot.com?!
Akhirnya planning mati pun dipending dulu. Buat sementara dijalani saja. Tapi saya juga gak mau nyerah, saya memang gak terlalu optimis sebagai seorang manusia. Tapi gak musti selalu nyerah kan?!
Buat sementara ini saya cuman bisa minta sama pesugihan ngarep sama yang di atas (bukan langit-langit). Semoga bisa menjalani ini semua. Okeh, saya butuh support dan dukungan. Sekedar duduk di samping saya trus senyum sudah berarti dukungan yang berisi ketulusan. Ini salah satu kebingungan terbesar yang pernah ada dalam hidup saya. Bingung dan segala bahasanya, Men!
Wuah! Makasih udah ngebuka spoilernya. Panas banget di bawah sini. Apalagi Makassar belakangan ini suhunya di atas biasanya. Apalagi di Cm Net kadang Ase-nya kagak jalan. Bisa-bisa matang saya sekeluarnya dari sini.
Okeh, afterall, makasih untuk blog ini yang sudah bersedia mendengar cerita saya.
Doakan saya juga!
raise your hand kalo saya sebut nama ta, kebetulan besok saya ada jatah bawa materi...semangadh!!!